Senin, 16 Februari 2015

EKONOMI MIKRO

A.       Pengertian Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Mikro
Menurut Profesor P.A. Samuelson memberikan definisi ilmu ekonomi adalah : suatu studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan-pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikanya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat
Kegiatan ekonomi merupakan proses pertukaran sumber daya  yang dimiliki rumah tangga/konsumen dengan perusahaan/produsen.  Pertukaran karena adanya permintaan dan penawaran barang dan jasa antara rumah tangga dan perusahaan dikenal dengan pasar output (pasar hasil produksi) sedangkan Pertukaran karena adanya permintaan dan penawaran faktor-faktor produksi antara rumah tangga dan perusahaan dikenal dengan pasar input (pasar faktor produksi).


Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik pada abad ke-18 dan 19, seperti Adam Smith, David Ricardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh Marshall dan Pigou. Untuk menyusun teorinya, ahli-ahli ekonomi klasik (mikro) mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar tertentu, antara lain:
  1. Setiap subjek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional, yaitu para konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa yang dikonsumsi, sedangkan produsen selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan yang maksimal;
  2. Setiap subjek ekonomi mempunyai informasi yang lengkap atas segala sesuatu yang terjadi di pasar;
  3. Tingkat mobilitas tinggi sehingga para ahli ekonomi dapat segera menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Berdasarkan anggapan-anggapan di atas para ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan berkembang secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, dan kesempatan kerja penuh akan tercapai (full employment). Ekonomi mikro menganalisa kegiatan-kegiatan dan permasalahan ekonomi dari unit-unit ekonomi individual.

Teori ekonomi mikro adalah teori yang mempelajari dan menganalisis bagian-bagian tertentu dari keseluruhan kegiatan perekonomian seperti tingkah laku konsumen dan tingkah laku produsen. Dalam teori ekonomi mikro dipelajari bagaimana konsumen sebagai individu membelanjakan pendapatannya agar dapat mencapai tingkat kepuasan maksimum. Selain itu, dipelajari juga bagaimana seorang produsen meningkatkan keuntungan yang dihubungkan dengan jumlah biaya produksi dan berbagai bentuk pasar yang akan dimasuki.

Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ekonomi mikro menganalisis kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.

B.    Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Dalam Teori Ekonomi Mikro
1.     Asumsi Umum.
Asumsi Rasionalitas. Pelaku ekonomi diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man.  Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan, yaitu yang dalam literatur biasa dengan sebutan Utility Maximization Assumption. Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama berbentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalam literatur dikenal sebagai Profit Maximization Assumption.
Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi ini ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Asumsi Penyederhanaan. Agar permasalahannya lebih mudah dianalisa dan dipahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan persoalan lebih lanjut.  Misalnya saja menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang dihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, akan disederhanakan misalnya pada penggunaan analisa indiferen untuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. Ini memaksa kita menggunakan asumsi bahwa adanya penyederhanaan bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.
  
2.     Asumsi Khusus.
Asumsi ekuilibrium parsial.  Untuk sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut.  Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara mengurangi konsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut.  Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
  
C. Pengertian Permintaan, Penawaran, Hukum Permintaan dan Penawaran Dan Harga Keseimbangan

Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.  Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ini juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.



Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan.  Adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum penawaranBahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).



Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran
Tingkat permintaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya, antara lain adalah : perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.  Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan dari suatu Perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.



Penentuan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.



Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.



Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Fungsi Permintaan dan Penawaran
Fungsi Permintaan. Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.



Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut :
Qd = a - bPd    atau  Pd = -1/b ( -a + Qd)

dimana :

a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b          = ∆Qd / ∆Pd
Pd        = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd       = adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P  ≥  0, Q ≥  0, serta dPd / dQ < 0



untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.

Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak  1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi  600Kg,  buatlah fungsi permntaannya ?

Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000      Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000      Q2 = 600 Kg
untuk  menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y - y1                x - x1
----------    =    ---------- 
y2 - y1             x2 - x1

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P - P1                 Q - Q1
-----------    =    ------------- 
P2 - P1              Q2 - Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
    P    -     5.000                     Q – 1000
-----------------------     =       ----------------
   7.000 -  5.000                   600 – 1000

           P - 5.000                 Q – 1000
-----------------------    =     ----------------
             2.000                        -400

 P - 5.000 (-400)    =  2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P

Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
Fungsi Penawaran.  Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.



Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs



dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0



Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?

Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000     Q1 = 100 buah
P2 = 4.000     Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
 P - P1        Q - Q1 
--------  =  -------------
P2 - P1      Q2 - Q1
P  - 3.000                    Q – 100
------------------  =     ----------------
4.000 - 3.000            200 – 100

P - 3.000           Q - 100 
--------------   =  -------------
    1.000                 100
(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000) 
100P - 300.000  = 1.000Q - 100.000 
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P 
1.000Q = -200.000 + 100P 
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P ) 
Q = -200 + 0.1P 

Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd 



Keseimbangan Harga.  Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.

untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini : 

Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 - 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.

Jawab:

Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 - 0,6Pd   = -20 + 0,4Ps 
0,4P + 0,6P =  10 + 20 
P = 30 



Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut: 
Q = 10 - 0,2(30) 
Q = 10 - 6 
Q = 4, 
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.

Kurva Permintaan Dan Penawaran
Kurva Permintaan.  Akibat dari adanya hukum permintaan tersebut kurva permintaan menjadi miring dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga kurva permintaan dikatakan mempunyai kemiringan negatif, karena variable – variable yang bekerja dalam pemintaan bekerjanya berlawanan arah. Kurva permintaan tidak mungkin menyentuh sumbu P karena berapapun harganya pasti ada konsumen yang bersedia untuk membeli barang yang dihasilkan.
Berikut contoh permintaan, Ada seseorang yang ingin membeli barang x, berikut tabel harga beserta permintaannya :
Titik
Harga (P)
Kuantitas Permintaan (Q)
A
4.500
140
B
4.750
120
C
5.000
100
D
5.250
80
E
5.500
60
F
5.750
40
G
6.000
20

Dari tabel di atas bisa dibuat grafik. Kurva permintaan ini memiliki kemiringan (slope) negatif atau bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya apabila harga barang X turun, jumlah barang yang diminta bertambah atau sebaliknya (ceteris paribus).
Berikut adalah kurva permintaan barang X :


Kurva Penawaran.  Kurva penawaran mempunyai kemiringan positif artinya variable – variabelnya bekerja dalam arah yang sama. Kurva penawaran miring dari kiri bawah ke kanan atas.  Untuk membuat kurva penawaran kita gunakan tabel yang ada sebelumnya. Dibawah ini adalah kurva penawaran yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Kurva penawaran mempunyai slope positif, artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang. Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan.


D.    PERILAKU KONSUMEN

Asumsi – Asumsi Dasar
  • Barang (commodities)Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan, barng yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh
  • Utilitas (Utility)Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mongkonsumsi barang, utilitas merupakan manfaat suatu barang disbanding demngan alternatif penggunaanya, utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility /TU) adalah manfaat ttotal yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi, Utilitas Marginal (marginal Utility/MU) adalah adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.
  • Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (the low of diminishing marginal utility)Pada awalnya barang yang dikonsumsi akan menambah utilitasnya, tapi semakin lama penambahan itu bukan semakin besar melainkan menjadi menurun atau bahkan menjadi negative kondisi tersebut disebut (LDMU). LDMU dilihat dari semakin menurunya nilai utilitas marjinal, karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marginal maka analisis ini dikenal sebagai analisis marginal.  Analisis marginal mula mula di dikembangkan mengapa berlian lebih mahal dari air, ada yang menjawab karena utilitas berlian lebih tinggi dari air, maka dengan jawab tersebut ada satu kondisi air lebih mahal dari berlian. Herman Heinrioch Gossen yang dikenal dengan hukum gosen mengemukakan bahwa utilitas dari air cepat sekali menurun.
  • Konsistensi Preferensi (Transifity)Konsep preferensi berkaitan denngan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan, mminimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifference), misalkan ada dua barang X dan Y maka konsumen mengatakan X lebih disukai (X>Y) atau sama sama disukai (X=Y)Sarat lain untuk bisa diamatai adalah bahwa konsumen harus memiliki konsistensi preferensi misalnya X lebih disukai dari Y (X>Y) dan y lebih disukai dari Z (Y>Z) maka barang X lebih disukai dari barang Z (X>Z) konsep ini dinamakan transivitas (transivity)
  • Pengetahuan sempurna (Perfect Knowledge)Konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan barnag yang akan dikonsumsinya.
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1.  Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan.  Dalam Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut:
  1. Utility bisa diukur dengan uang
  2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Return) berlaku yang menyatakan bahwa “semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”
  3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu, sedangkan Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.

Tabel Total Utility dan Marginal Utility
Jumlah Barang X (Q)
Total Utility (TU)
Marginal Utility (MU)
0
0

1
20
20
2
25
5
3
28
3
4
29
1
5
26
-3
6
24
-2

Kurva Total Utility dan Marginal Utility


Apabila yang dikonsumsi hanya 1 (satu) jenis barang, maka tingkat kepuasan maksimun dapat dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum.
2.  Pendekatan Indiffererence Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan.  Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.  Anggapan dalam pendekatan indifference Curve adalah sebagai berikut.
a.      Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu
b.      Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
c.       Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan
Ciri-ciri indifference Curve adalah sebagai berikut.
a.      Turun dari kiri atas ke kanan bawah
b.      Cembung ke arah titik origin (titik nol)
c.       Indifference Curve yang satu dengan yang lainnya tidak saling memotong
d.      Indifference Curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

Kombinasi Nasi dan Roti Memberikan Kepuasan Yang Sama
Titik
Jumlah Nasi
Jumlah Roti
A
15
3
B
10
4
C
7
5
D
5
7
E
3
11
F
1
16

Indifference Curve

Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberikan kepuasan yang sama.  Jika konsumen mengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti, kepuasannya akan sama jika mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti.

Budget Line atau Garis Anggaran.  Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan seluruh untuk nasi atau membelanjakan seluruhnya untuk roti, akan ditunjukkan oleh garis lurus yang saling berhubungan yang dinamakan dengan Budget Line atau Garis Anggaran.
Kombinasi Berbagai Kemungkinan Yang Dapat Dibeli
Titik
Nasi
Roti
A
12
0
B
9
2
C
6
3
D
4
4
E
2
5
F
0
6

Budget Line


Faktor-faktor yang dapat merubah Budget Line adalah sebagai berikut.
a.   Perubahan Harga.  
      Jika harga naik maka Budget Line akan mengarah ke titik origin atau sebaliknya


a.      Perubahan Pendapatan
Jika pendapatan naik, maka Budget Line akan mengarah ke sebelah kanan/menjauh dari titik origin dan sebaliknya


E.    PERILAKU PRODUSEN
Teori Produsen dan Fungsinya
Produksi dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi adalah kegiatan yang membuat barang-barang,produksi juga sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang harus dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna,secara sederhana proses itu digambarkan dibawah ini



Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
1.        Produksi jangka pendek
Dalam membahas teori produksi kita perlu membedakan pengertian jangka panjang dan jangka pendek.Jangka pendek dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang digunakan dalam proses produksi.Produksi dalam jangka pendek bararti terdapat satu factor produksi yang bersifat tetap,sedangkan factor produksi yang lainnya bersifat variable(berubah-ubah).produksi dalam jangka panjang berarti semua factor produksi yang digunakan bersifat variable(berubah-ubah).

Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Y =  f (X1, X2, X3, ……….., Xn)



Dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a)      Y = a + bX ( fungsi linier)
b)      Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c)      Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.


Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut : The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).

“Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan”
Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal   semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
  2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
  3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
  4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
  5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.

Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
a.      produksi total dengan increasing returns,
b.      produksi total dengan decreasing returns, dan
c.       produksi total yang semakin menurun.



Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula

digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi :
Y = 12X2 – 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.

1.        Produksi jangka panjang
Sebagaimana telah dijelaskan,produksi dalam jangka panjang tidak terkait dengan jangka waktu proses produksi,tetapi lebih kepada sifat factor produkdi yang digunkan . Dalam jangka panjang semua factor produksi yang digunakan bersifat variable atau berubah-ubah.untuk mempelajari produksi dalam jangka panjang kiata akan mempelajari kurva isoquant dan jumlah produk optimal.
a.)    Isoquant atau Isoproduk
Kurva isokuant atau isoproduk adalah kurva tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi untuk menghasilkan tingkat produksi
yang sama.

b.)    Produksi optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X, di mana Y = jumlah produk;



PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.



Least cost combination

Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.

Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan

Konsep Biaya  
Dalam pembahasan terdahulu pernah dibahas konsep biaya, berkaitan konsep tersebut kita mengenal biaya eksplisit dan biaya implicit. Explicit cost adalah biaya-biaya yang secara nyata terlihat terutama melalui laporan keuangan, biaya listerik, telpon dan air demikian juga dengan pembayarang upah buruh dan gaji karyawan. Biaya impllisit merupakan biaya kesempatan (opportunity cost)

a.        Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam menggunakan tenaga kerja perorang persatuan waktu dinotasikan dengan w.
b.        Biaya Barang dan Modal
Ada perbedaan konsep antara ekonomi dengan akuntansi dalam perhitungan biaya barang modal, akuntansi menggunakan konsep biaya historis, maka harus disusutkan (depreciation cost) sementara ekonomi melihat biaya barnag modal sebagai biaya implicit, biaya ekonomi penggunaan barang modal bukan lah seberapa besar uang yang harus dikeluarkan melainkan seberapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada perusahaan lain, karena itu biaya barang modal diukur dengan  biaya sewa yang dinotasikan dengan t.
c.         Biaya kewirausahaan
Biaya kewirausahaan adalah biaya yang harus ditanggunga didalam keberanianya mengambil resiko, makin tinggi resikonya makin tinggi laba yang akan diperolehnya.

Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variabel
Biaya Total.  Biaya total (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi contohnya biaya barang modal, sewa gedung  bahkan ketika perusahaan tidak berproduksi ( Q=0 )biaya tetap harus dikeluarkan.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi contohnya upah buruh, biaya bahan baku.
       
TC = FC + VC
di mana : TC = Total cost
                   FC = Biaya tetap jangka pendek
                   VC = biaya variabel jangka pendek

Biaya Rata-Rata (average cost AC)Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output besarnya biaya rata arata adalah TC/Q karena dalam jangka pendek TC=FC+VC maka

AC=AFC+AVC
atau
TC/Q=(FC/Q)+(VC/Q)

Di mana :

AC = biaya rata-rata jangka pendek
AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek
AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek

Biaya MarjinalBiaya marginal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit output jika biaya marginal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah ∂Q maka
        MC = ∂TC/∂Q
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variabel
MC=∂VC/∂Q
Jika harga perunit tenaga kerja adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah ∂V maka
                ∂VC=p.∂V
                MC =P.(∂V/∂Q): karena MP adalah ∂Q/∂V
Maka
              MC = P(1/MP) 

Sifat-sifat indifference curve:
  1. Turun miring dari kiri atas ke kanan bawah.  Hal ini berarti bahwa Indifference curve memiliki kemiringan (slope) yang negatif   (-), bahwa kenaikan salah satu variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel yang lainnya atau sebaliknya.  Pada  indifference curve yang berslope negatif mengandung arti bahwa jika kombinasi jumlah barang x ditambah maka jumlah barang y akan dikurangi, dan sebaliknya.
  2. Cembung mengarah ke titik 0 atau origin.  Garis indifference curve yang bergerak dari kiri atas menuju ujung kanan bawah berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang y. Untuk mendapatkan tambahan barang x maka konsumen harus melepaskan barang y lebih besar daripada barang x yang diperlukan.  Semakin sedikit barang y yang dikonsumsi maka semakin besar kesediaannya untuk melepas barang y untuk mendapatkan tambahan barang x. Proses pengurangan barang y tersebut bila dibuat grafik akan berbentuk cembung ke arah titik origin. Hal ini disebabkan perbandingan antara pertukaran barang y untuk mendapat tambahan barang x tidak konstan atau bertambah, melainkan berkurang. Tingkat kesediaan konsumen untuk melepas suatu barang tertentu guna mendapat tambahan barang lain disebut marginal rate of substitution (MRS).
  3. Tidak saling memotong.  Indifference curve hanya berlaku untuk satu tingkat pendapatan tertentu. Jika tingkat pendapatan seseorang naik atau turun maka indifference curve yang dimiliki orang tersebut untuk suatu waktu dengan waktu yang lainnya akan berbeda, tidak hanya satu, tetapi banyak bergantung pada frekuensi kenaikan atau penurunan dari pendapatannya. Keadaan tersebut digambarkan sebagai indifference map. Kurva indifference-nya tidak mungkin berpotongan.
  4. IC yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.  Setiap konsumen biasanya akan lebih suka jika mengkonsumsi barang dalam jumlah lebih banyak.  Kurva Indiferen yang lebih tinggi melambangkan ketersediaan barang lebih banyak daripada kurva dibawahnya.  Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Luv AHM & 2NA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar