A. Pengertian
Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Mikro
Menurut Profesor
P.A. Samuelson memberikan definisi ilmu ekonomi adalah : suatu studi mengenai individu dan
masyarakat membuat pilihan-pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
menggunakan sumber-sumber daya terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai
cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikanya
untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan masa datang, kepada berbagai individu dan
golongan masyarakat.
Kegiatan ekonomi merupakan proses pertukaran sumber daya yang dimiliki rumah
tangga/konsumen dengan perusahaan/produsen.
Pertukaran karena adanya permintaan dan penawaran barang dan jasa antara
rumah tangga dan perusahaan dikenal dengan pasar output (pasar hasil produksi)
sedangkan Pertukaran karena adanya permintaan dan penawaran faktor-faktor
produksi antara rumah tangga dan perusahaan dikenal dengan pasar input (pasar
faktor produksi).
Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-ahli
ekonomi klasik pada abad ke-18 dan 19, seperti Adam Smith, David Ricardo, yang
selanjutnya dikembangkan oleh Marshall dan Pigou. Untuk menyusun teorinya,
ahli-ahli ekonomi klasik (mikro) mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar
tertentu, antara lain:
- Setiap subjek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional, yaitu para konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa yang dikonsumsi, sedangkan produsen selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan yang maksimal;
- Setiap subjek ekonomi mempunyai informasi yang lengkap atas segala sesuatu yang terjadi di pasar;
- Tingkat mobilitas tinggi sehingga para ahli ekonomi dapat segera menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Berdasarkan anggapan-anggapan di atas para ahli ekonomi
klasik berkeyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan berkembang secara efisien,
pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, dan kesempatan kerja penuh akan
tercapai (full employment). Ekonomi mikro menganalisa kegiatan-kegiatan dan
permasalahan ekonomi dari unit-unit ekonomi individual.
Teori ekonomi mikro adalah teori yang mempelajari dan
menganalisis bagian-bagian tertentu dari keseluruhan kegiatan perekonomian
seperti tingkah laku konsumen dan tingkah laku produsen. Dalam teori ekonomi
mikro dipelajari bagaimana konsumen sebagai individu membelanjakan
pendapatannya agar dapat mencapai tingkat kepuasan maksimum. Selain itu,
dipelajari juga bagaimana seorang produsen meningkatkan keuntungan yang
dihubungkan dengan jumlah biaya produksi dan berbagai bentuk pasar yang akan
dimasuki.
Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan
perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa,
yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya menentukan
penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Ekonomi mikro menganalisis kegagalan pasar, yaitu
ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan
berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan
mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi
ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai
elastisitas produk dalam sistem pasar.
B. Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Dalam Teori Ekonomi Mikro
1. Asumsi Umum.
Asumsi Rasionalitas. Pelaku ekonomi diasumsikan
bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man. Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi
bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan, yaitu yang dalam literatur biasa dengan sebutan Utility Maximization Assumption.
Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama berbentuk asumsi bahwa rumah tangga
perusahaan senantiasa berusaha memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalam literatur dikenal sebagai Profit Maximization Assumption.
Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain
untuk asumsi ini ialah asumsi other
things being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak
berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi ini ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah
variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel
lain yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak
diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus
dianggap tidak berubah.
Asumsi Penyederhanaan. Agar permasalahannya lebih mudah dianalisa dan dipahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan
persoalan lebih lanjut. Misalnya saja menurut kenyataan jumlah macam barang
dan jasa yang dihadapi rumah
tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, akan disederhanakan misalnya pada
penggunaan analisa indiferen untuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam
barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. Ini memaksa kita menggunakan asumsi bahwa adanya penyederhanaan bahwa konsumen hanya
menghadapi dua macam barang atau jasa.
2. Asumsi Khusus.
Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk sebagian
besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya dengan seluruh isi
buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang
mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara perbuatan-perbuatan
ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana
pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya
cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau
tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita membuat analisa
kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut
terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap pendapatan mereka,
dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para
konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial unsur pemantulan
semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka
berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen
melaksanakan penyesuaian atau adjustment. Menurut kenyataan banyak
hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut. Faktor-faktor,
seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat
merupakan penghambat terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita
tahu bahwa dengan menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat
dengan cara mengurangi konsumsi barang Y dan
meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin bahwa kita akan
melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja dikarenakan toko langganan
kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut. Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan
terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
C. Pengertian
Permintaan, Penawaran, Hukum Permintaan dan Penawaran Dan Harga Keseimbangan
Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang
dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Model penawaran dan
permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di
pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap
perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ini juga
digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya.
Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan
berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan
kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan
ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya
faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan
dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan. Adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya
hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang
diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila
harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum
permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang
tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit
jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan
berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika
keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Hukum penawaran. Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak.
Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin
sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan
keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan
demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah
barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan
berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah
(ceteris paribus).
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Dan Penawaran
Tingkat permintaan
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya, antara lain
adalah : perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis
pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di
masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen. Sedangkan pada tingkat penawaran akan
dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang digunakan,
tujuan dari suatu Perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang
pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.
Penentuan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan
atau harga ekuilibrium dalam
ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva
permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan
di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya.
Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan
bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam
menentukan harga.
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya
langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan
bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang
dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas
barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga
keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui
suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan
permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat
diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan
kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar
merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di
mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika
keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan
lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan
harga.
Fungsi Permintaan dan
Penawaran
Fungsi Permintaan. Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi
permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa
perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu
apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga
menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang
tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta
memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b)
akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut :
Qd = a - bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = ∆Qd / ∆Pd
Pd = adalah harga barang per unit
yang diminta
Qd = adalah banyaknya unit barang yang
diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < 0
untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan
tentang fungsi permintaan.
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk
tersebut sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi
Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi 600Kg,
buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas
diperoleh data :
P1 = Rp.
5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp.
7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan
fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik,
yakni :
y - y1 x - x1
----------
= ----------
y2 - y1 x2 - x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P -
P1 Q - Q1
-----------
= -------------
P2 -
P1
Q2 - Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P -
5.000
Q –
1000
----------------------- =
----------------
7.000
-
5.000
600 – 1000
P - 5.000 Q – 1000
----------------------- = ----------------
2.000
-400
P - 5.000 (-400) = 2.000 (Q - 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q
- 2.000.000
2000Q = 2000.000 +
2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 -
400P)
Q = 2000 - 0,2P
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P
Fungsi Penawaran. Fungsi penawaran adalah
persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang
yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk
menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum
penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor
lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan
sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga
menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang
ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi
penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu
menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah
fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100 buah
P2 = 4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data diatas kedalam rumus persamaan
linear a:
P -
P1 Q - Q1
-------- =
-------------
P2 -
P1 Q2 - Q1
P -
3.000 Q – 100
------------------
= ----------------
4.000 -
3.000 200 – 100
P - 3.000 Q - 100
-------------- = -------------
1.000
100
(P - 3.000)(100) = (Q -
100) (1.000)
100P - 300.000 =
1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 +
100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 +
100P
Q = 1/1000 (-200.000 +
100P )
Q = -200 + 0.1P
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
Keseimbangan Harga. Keseimbangan
harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga
merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi
permintaan Qd = 10 - 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 - 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu
fungsi tersebut:
Q = 10 - 0,2(30)
Q = 10 - 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30
dan jumlah barang (Q) = 4.
Kurva Permintaan Dan
Penawaran
Kurva Permintaan. Akibat
dari adanya hukum permintaan tersebut kurva permintaan menjadi miring dari kiri
atas ke kanan bawah, sehingga kurva permintaan dikatakan mempunyai kemiringan
negatif, karena variable – variable yang bekerja dalam pemintaan bekerjanya
berlawanan arah. Kurva permintaan tidak mungkin menyentuh sumbu P karena
berapapun harganya pasti ada konsumen yang bersedia untuk membeli barang yang
dihasilkan.
Berikut contoh permintaan, Ada seseorang yang
ingin membeli barang x,
berikut tabel harga beserta permintaannya :
Titik
|
Harga (P)
|
Kuantitas Permintaan (Q)
|
A
|
4.500
|
140
|
B
|
4.750
|
120
|
C
|
5.000
|
100
|
D
|
5.250
|
80
|
E
|
5.500
|
60
|
F
|
5.750
|
40
|
G
|
6.000
|
20
|
Dari tabel di atas bisa dibuat grafik. Kurva permintaan ini memiliki
kemiringan (slope) negatif atau bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya
apabila harga barang X turun, jumlah barang yang diminta bertambah atau
sebaliknya (ceteris paribus).
Berikut adalah kurva
permintaan barang X :
Kurva Penawaran. Kurva
penawaran mempunyai kemiringan positif artinya variable – variabelnya bekerja
dalam arah yang sama. Kurva penawaran miring dari kiri bawah ke kanan atas. Untuk membuat kurva penawaran kita gunakan tabel
yang ada sebelumnya. Dibawah ini adalah kurva penawaran yang bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas. Kurva penawaran mempunyai slope positif, artinya jumlah barang
yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang. Semakin tinggi harga,
semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan.
D. PERILAKU KONSUMEN
Asumsi – Asumsi Dasar
- Barang (commodities). Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan, barng yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh
- Utilitas (Utility). Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mongkonsumsi barang, utilitas merupakan manfaat suatu barang disbanding demngan alternatif penggunaanya, utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility /TU) adalah manfaat ttotal yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi, Utilitas Marginal (marginal Utility/MU) adalah adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.
- Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (the low of diminishing marginal utility). Pada awalnya barang yang dikonsumsi akan menambah utilitasnya, tapi semakin lama penambahan itu bukan semakin besar melainkan menjadi menurun atau bahkan menjadi negative kondisi tersebut disebut (LDMU). LDMU dilihat dari semakin menurunya nilai utilitas marjinal, karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marginal maka analisis ini dikenal sebagai analisis marginal. Analisis marginal mula mula di dikembangkan mengapa berlian lebih mahal dari air, ada yang menjawab karena utilitas berlian lebih tinggi dari air, maka dengan jawab tersebut ada satu kondisi air lebih mahal dari berlian. Herman Heinrioch Gossen yang dikenal dengan hukum gosen mengemukakan bahwa utilitas dari air cepat sekali menurun.
- Konsistensi Preferensi (Transifity). Konsep preferensi berkaitan denngan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan, mminimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifference), misalkan ada dua barang X dan Y maka konsumen mengatakan X lebih disukai (X>Y) atau sama sama disukai (X=Y). Sarat lain untuk bisa diamatai adalah bahwa konsumen harus memiliki konsistensi preferensi misalnya X lebih disukai dari Y (X>Y) dan y lebih disukai dari Z (Y>Z) maka barang X lebih disukai dari barang Z (X>Z) konsep ini dinamakan transivitas (transivity)
- Pengetahuan sempurna (Perfect Knowledge). Konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan barnag yang akan dikonsumsinya.
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada
2 :
1. Pendekatan
Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur
dengan satu satuan. Dalam Marginal
Utility digunakan anggapan sebagai berikut:
- Utility bisa diukur dengan uang
- Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Return) berlaku yang menyatakan bahwa “semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”
- Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total
Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu, sedangkan Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan
kepuasan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit barang
tertentu.
Tabel Total Utility dan Marginal
Utility
Jumlah
Barang X (Q)
|
Total
Utility (TU)
|
Marginal
Utility (MU)
|
0
|
0
|
|
1
|
20
|
20
|
2
|
25
|
5
|
3
|
28
|
3
|
4
|
29
|
1
|
5
|
26
|
-3
|
6
|
24
|
-2
|
Kurva Total Utility dan Marginal Utility
Apabila
yang dikonsumsi hanya 1 (satu) jenis barang, maka tingkat kepuasan maksimun
dapat dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum.
2. Pendekatan
Indiffererence Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak
dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat
kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan dalam pendekatan indifference Curve
adalah sebagai berikut.
a.
Konsumen
mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu
b.
Konsumen
mempunyai sejumlah uang tertentu
c.
Konsumen
berusaha memaksimumkan kepuasan
Ciri-ciri
indifference Curve adalah sebagai berikut.
a.
Turun
dari kiri atas ke kanan bawah
b.
Cembung
ke arah titik origin (titik nol)
c.
Indifference
Curve yang satu dengan yang lainnya tidak saling memotong
d.
Indifference
Curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi atau sebaliknya.
Kombinasi Nasi dan Roti Memberikan
Kepuasan Yang Sama
Titik
|
Jumlah
Nasi
|
Jumlah
Roti
|
A
|
15
|
3
|
B
|
10
|
4
|
C
|
7
|
5
|
D
|
5
|
7
|
E
|
3
|
11
|
F
|
1
|
16
|
Indifference Curve
Semua
titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberikan
kepuasan yang sama. Jika konsumen mengkonsumsi
15 nasi dan 3 roti, kepuasannya akan sama jika mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti.
Budget Line atau Garis Anggaran. Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang
tertentu dan membelanjakan seluruh untuk nasi atau membelanjakan seluruhnya
untuk roti, akan ditunjukkan oleh garis lurus yang saling berhubungan yang
dinamakan dengan Budget Line atau Garis Anggaran.
Kombinasi Berbagai
Kemungkinan Yang Dapat Dibeli
Titik
|
Nasi
|
Roti
|
A
|
12
|
0
|
B
|
9
|
2
|
C
|
6
|
3
|
D
|
4
|
4
|
E
|
2
|
5
|
F
|
0
|
6
|
Budget Line
Faktor-faktor
yang dapat merubah Budget Line adalah sebagai berikut.
a. Perubahan
Harga.
Jika harga naik maka
Budget Line akan mengarah ke titik origin atau sebaliknya
a.
Perubahan
Pendapatan
Jika
pendapatan naik, maka Budget Line akan mengarah ke sebelah kanan/menjauh dari
titik origin dan sebaliknya
E. PERILAKU PRODUSEN
Teori Produsen dan Fungsinya
Produksi
dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi adalah
kegiatan yang membuat barang-barang,produksi juga sangat berkaitan dengan nilai
guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang
harus dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna,secara sederhana
proses itu digambarkan dibawah ini
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
1.
Produksi jangka pendek
Dalam membahas teori produksi
kita perlu membedakan pengertian jangka panjang dan jangka pendek.Jangka pendek
dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang digunakan dalam
proses produksi.Produksi dalam jangka pendek bararti terdapat satu factor
produksi yang bersifat tetap,sedangkan factor produksi yang lainnya bersifat
variable(berubah-ubah).produksi dalam jangka panjang berarti semua factor
produksi yang digunakan bersifat variable(berubah-ubah).
Dalam teori ekonomi, setiap proses
produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik
atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan
jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan
harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara
matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)
Dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn
adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih
bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung
dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan
penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor
produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi
produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti
misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b)
Y
= a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c)
Y
= aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu
hukum yang disebut : The Law of
Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).
“Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang
input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian
seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan”
Hubungan produk dan faktor produksi
yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
- Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
- Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
- Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
- Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.
Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan
produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat
dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
a.
produksi total dengan increasing returns,
b.
produksi total dengan decreasing returns, dan
c.
produksi total yang semakin menurun.
Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk
total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti
diatas, dapat pula
digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi
:
Y = 12X2 – 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.
1.
Produksi jangka
panjang
Sebagaimana telah dijelaskan,produksi dalam jangka panjang
tidak terkait dengan jangka waktu proses produksi,tetapi lebih kepada sifat
factor produkdi yang digunkan . Dalam jangka panjang semua factor produksi yang
digunakan bersifat variable atau berubah-ubah.untuk mempelajari produksi dalam
jangka panjang kiata akan mempelajari kurva isoquant dan jumlah produk optimal.
a.)
Isoquant atau Isoproduk
Kurva
isokuant atau isoproduk adalah kurva tempat kedudukan titik-titik yang
menunjukan kombinasi dua factor produksi untuk menghasilkan tingkat produksi
yang
sama.
b.) Produksi
optimal
Konsep efisiensi
dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga.
Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang
dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien
apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat
produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat
lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis,
syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y
-Px.X, di mana Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor
produksi;
Px = harga factor
produksi.
Least cost combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input
mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin
dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk
tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar
dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2
> DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan
Konsep
Biaya
Dalam pembahasan terdahulu
pernah dibahas konsep biaya, berkaitan konsep tersebut kita mengenal biaya
eksplisit dan biaya implicit. Explicit cost adalah biaya-biaya yang secara
nyata terlihat terutama melalui laporan keuangan, biaya listerik, telpon dan
air demikian juga dengan pembayarang upah buruh dan gaji karyawan. Biaya
impllisit merupakan biaya kesempatan (opportunity cost)
a.
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus
dikeluarkan dalam menggunakan tenaga kerja perorang persatuan waktu dinotasikan
dengan w.
b.
Biaya Barang dan Modal
Ada perbedaan konsep antara ekonomi dengan akuntansi dalam perhitungan
biaya barang modal, akuntansi menggunakan konsep biaya historis, maka harus
disusutkan (depreciation cost) sementara ekonomi melihat biaya barnag modal
sebagai biaya implicit, biaya ekonomi penggunaan barang modal bukan lah
seberapa besar uang yang harus dikeluarkan melainkan seberapa besar pendapatan
yang diperoleh bila mesin disewakan kepada perusahaan lain, karena itu biaya
barang modal diukur dengan biaya sewa yang dinotasikan dengan t.
c.
Biaya kewirausahaan
Biaya kewirausahaan adalah biaya yang harus ditanggunga didalam
keberanianya mengambil resiko, makin tinggi resikonya makin tinggi laba yang
akan diperolehnya.
Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variabel
Biaya Total. Biaya total (total cost) sama
dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) merupakan
biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi contohnya biaya
barang modal, sewa gedung bahkan ketika perusahaan tidak berproduksi (
Q=0 )biaya tetap harus dikeluarkan.
Biaya variabel adalah biaya
yang besarnya tergantung pada tingkat produksi contohnya upah buruh, biaya
bahan baku.
TC = FC + VC
di mana : TC = Total cost
FC = Biaya tetap
jangka pendek
VC = biaya
variabel jangka pendek
Biaya Rata-Rata (average
cost AC). Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu
unit output besarnya biaya rata arata adalah TC/Q karena dalam
jangka pendek TC=FC+VC maka
AC=AFC+AVC
atau
TC/Q=(FC/Q)+(VC/Q)
Di mana :
AC = biaya rata-rata jangka
pendek
AFC = biaya tetap rata-rata
jangka pendek
AVC = biaya variabel rata-rata
jangka pendek
Biaya Marjinal. Biaya marginal adalah tambahan
biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit output jika biaya marginal
jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah ∂Q maka
MC = ∂TC/∂Q
Dalam jangka pendek, perubahan
biaya total disebabkan perubahan biaya variabel
MC=∂VC/∂Q
Jika harga perunit tenaga
kerja adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah ∂V maka
∂VC=p.∂V
MC =P.(∂V/∂Q): karena MP adalah ∂Q/∂V
Maka
MC = P(1/MP)
Sifat-sifat indifference curve:
- Turun miring dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini berarti bahwa Indifference curve memiliki kemiringan (slope) yang negatif (-), bahwa kenaikan salah satu variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel yang lainnya atau sebaliknya. Pada indifference curve yang berslope negatif mengandung arti bahwa jika kombinasi jumlah barang x ditambah maka jumlah barang y akan dikurangi, dan sebaliknya.
- Cembung mengarah ke titik 0 atau origin. Garis indifference curve yang bergerak dari kiri atas menuju ujung kanan bawah berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang y. Untuk mendapatkan tambahan barang x maka konsumen harus melepaskan barang y lebih besar daripada barang x yang diperlukan. Semakin sedikit barang y yang dikonsumsi maka semakin besar kesediaannya untuk melepas barang y untuk mendapatkan tambahan barang x. Proses pengurangan barang y tersebut bila dibuat grafik akan berbentuk cembung ke arah titik origin. Hal ini disebabkan perbandingan antara pertukaran barang y untuk mendapat tambahan barang x tidak konstan atau bertambah, melainkan berkurang. Tingkat kesediaan konsumen untuk melepas suatu barang tertentu guna mendapat tambahan barang lain disebut marginal rate of substitution (MRS).
- Tidak saling memotong. Indifference curve hanya berlaku untuk satu tingkat pendapatan tertentu. Jika tingkat pendapatan seseorang naik atau turun maka indifference curve yang dimiliki orang tersebut untuk suatu waktu dengan waktu yang lainnya akan berbeda, tidak hanya satu, tetapi banyak bergantung pada frekuensi kenaikan atau penurunan dari pendapatannya. Keadaan tersebut digambarkan sebagai indifference map. Kurva indifference-nya tidak mungkin berpotongan.
- IC yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Setiap konsumen biasanya akan lebih suka jika mengkonsumsi barang dalam jumlah lebih banyak. Kurva Indiferen yang lebih tinggi melambangkan ketersediaan barang lebih banyak daripada kurva dibawahnya. Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Luv AHM & 2NA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar